Kamis, 13 Oktober 2016

Festival Selat Lembeh Dibuka Dengan Parade 200 Kapal Nelayan Pating Hias

Pemerintah Kota Bitung, Sulawesi Utara secara resmi membuka Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2016 di Pelabuhan Aertembaga, Bitung, Kamis (6/10). Acara tahunan yang akan berlangsung hingga awal pekan depan dibuka dengan parade 200 kapal nelayan pating hias. FPSL 2016  merupakan pengembangan dari Festival Selat Lembeh yang secara berkala diadakan sejak tahun 2009. Hajatan tahunan ini  awalnya diinisiasi  komunitas nelayan dan pengusaha perikanan Kota Bitung, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bitung sebagai   perwujudan rasa syukur atas hasil laut yang berlimpah. FPSL 2016 akan menghadirkan pertunjukan spektakuler untuk menyambut  kehadiran para wisatawan di Kota Maritim yang berada di ujung utara Sulawesi. Tahun ini FPSL   mengangkat  tema “Warna-Warni Bitung (Colorful Bitung)”. Selat Lembeh adalah selat di Kota Bitung, yang menghubungkan daratan utama Pulau Sulawesi dengan Pulau Lembeh, dan telah lama menjadi  tujuan wisatawan asing maupun lokal, berkat pesona bawah lautnya.

Colorful Bitung akan menampilkan pertunjukan kolosal sebagai sajian puncak   dari rangkaian kegiatan   FPSL 2016, berupa kolaborasi musik dan tarian kontemporer. Seni pertunjukan ini akan mengangkat unsur budaya lokal dipadukan dengan kecanggihan seni pertunjukan digital (video maping). “Masyarakat Bitung akan menampilkan seni pertujukan yang mungkin baru pertama kalinya ada di  Sulawesi, memadukan  unsur kostum, gerak tari dan tata panggung melalui kecanggihan teknologi dengan mengangkat budaya lokal yang  akan menjadi tontonan spektakuler dan menarik,” ujar Walikota Bitung, Max Lomban. Yang menarik dari acara ini, semua pengisi acara adalah masyarakat lokal Kota Bitung, mulai dari masyarakat budaya sampai anak-anak sekolah ikut dilibatkan. Mereka telah menjalani workshop seni pertunjukan seperti  pembuatan kostum hingga make up panggung. Masyarakat Kota Bitung akan mempersembahkan tarian yang   menceritakan tentang Bitung Bahari Berseri dengan 5 Pesona wisatanya. Acara ini merupakan bentuk apresiasi dari masyarakat Bitung kepada para tamu yang telah berkunjung di FPSL dan akan menjadi ikon setiap tahunnya.

Melalui seni pertunjukan ini, menurut Max Lomban, Bitung sekaligus menyiapkan komunitas budaya yang akan melestarikan budaya lokal dengan kreativitas secara  profesional. Melalui panggung apresiasi ini diharapkan masyarakat lokal  bisa   menyalurkan kreativitas seninya, dan akan lahir seniman-seniman lokal yang bisa menampilkan kekayaan budaya Bitung ke pentas nasional dan dunia. Rangkaian acara FPSL 2016 juga dimeriahkan   berbagai acara unggulan yaitu, Colorful Bitung Run 10KUnderwater Coral Plantation, dan Carnaval Pating Hias.  Peserta Carnaval Pating Hias adalah masyarakat pesisir yang  telah menjalani workshop untuk memanfaatkan limbah sampah dan bahan ramah lingkungan. Para wisatawan yang datang ke Bitung selama FPSL 2016  juga bisa menikmati   Pesona Kuliner yang merupakan pasar kuliner berbahan dasar ikan dan  penjualan buah tangan khas Bitung, serta  Pesona Budaya yang  menghadirkan panggung apresiasi seni dan budaya masyarakat setempat yang digelar setiap hari selama festival berlangsung.

Festival Pesona Selat Lembeh merupakan persembahan dari seluruh lapisan masyarakat kota pelabuhan yang berjarak 45 kilometer dari Manado ini.  Acara tahunan FPSL 2016 menjadi wujud nyata kerja keras masyarakat kota Bitung  untuk mempersembahkan, keragaman kota Bitung  sebagai destinasi wisata yang layak diperhitungkan di Timur Indonesia. “Kami ingin mempromosikan pesona wisata Kota Bitung dengan program Bitung Bahari Berseri sekaligus memperkenalkan 5 pilar pesona wisata. Pesona Maritim, Pesona Flora, Pesona Fauna, Pesona Sejarah, Pesona Religi dan Budaya. Warna-warni kota Bitung dengan segala pesona inilah yang ingin kami sebarluaskan kepada masyarakat Indonesia maupun mancanegara”, tegas Max Lomban.  

COLORFUL BITUNG

Pemilihan tema  Colorful Bitung ini bukan tanpa alasan. Bitung  memiliki karakter warna-warni. Posisi strategis kota Bitung di bibir Pacific (Pacific Rim) menyebabkan Bitung menjadi simpul pertemuan beragam budaya dan gerbang pertemuan berbagai bangsa dari Timur Indonesia seperti Filipina hingga Asia Timur. Kondisi ini menyumbangkan keragaman budaya kota Bitung sebagai kota multi etnis serta multi kultur. Kekayaan budaya di Bitung disumbangkan keberadaan dan karakter etnis Sangihe dan etnis Minahasa sebagai etnis mayoritas, yang berdampingan harmonis dengan etnis-etnis lain seperti Tionghoa, Talaud,  Gowa, Bugis, Jawa, dan lain sebagainya

Sejarah panjang titik simpul dan posisi strategis Bitung sebagai kota pelabuhan internasional dan gerbang perniagaan ini, menjadikan Pemerintah Kota Bitung mencanangkan visi “Bitung Kota Sejahtera, Maju, Berdaya Saing dan Berbudaya, Menjadi Titik Simpul dan Pintu Gerbang Indonesia di Kawasan Asia Pasifik”. Warna-warni kota Bitung juga ditunjang oleh kecantikan alam, khasanah kuliner, serta lanskap kota. Melangkahkah kaki ke Bitung, akan membuat pengunjung terpesona dengan potensi pariwisata di Timur Indonesia yang memikat dan lengkap, terdiri atas daratan, lautan, perbukitan hingga pegunungan.

Destinasi pariwisata Kota Bitung bisa dinikmati dengan keragaman pilihan.  Untuk   menikmati keindahan pantai, ada berbagai resort-resort dan hotel berbintang, atau homestay yang dikelola masyarakat dengan pemandangan memukau dari Gunung Dua Sudara. Para pelancong juga bisa memilih menikmati pesona bawah laut dengan snorkeling di pantai-pantai alami yang menjadi  daya pukau kota ini. Sementara penyuka adventure bisa memuaskan dahaga dengan menyelam dan   snorkeling  di seantero  Selat Lembeh yang mempesona. “Selat Lembeh merupakan salah satu  titik destinasi diving dunia terbanyak, dengan 95 titik selam. Keunikan Selat Lembeh terletak pada biota berukuran kecil, langka, dan tidak ditemukan di tempat lain karena bersifat endemik. Kekayaan bawah laut ini  menjadikan Selat Lembeh dijuluki sebagai Surga Macro Photography

Bitung juga punya  Cagar Alam Tangkoko, rumah bagi ratusan mamalia, burung dan reptil serta amfibi. Di hutan alam ini dengan mudah ditemukan dua primata endemik Sulawesi Utara yang terancam punah, yaitu Yaki (sejenis kera berbokong merah) dan Tarsius (binatang kecil yang langka). Kekayaan fauna yang ada di Cagar Alam Tangkoko, Taman Wisata Batu Putih, Taman Wisata Batu Angus  seperti pohon enau, woka, ebony hingga pohon bitung,  menjadikan trekking sebagai aktivitas menarik  yang tak boleh dilewatkan. Tidak ketinggakan, tiga kawasan ekowisata untuk menyusuri hutan mangrove sekaligus menikmati keindahan pantai.  Kawasan Ekowisata Pintu Kota, Ekowisata Kareko dan  Ekowisata Pasir Panjang  tak kalah menantang untuk ditelusuri. Monumen bersejarah juga terserak di kota ini, seperti Monumen Trikora, Monumen Jepang, Kapal Karam/Mawali Wreck, Aer Prang dan masih banyak lagi. Sebagai kota industri, Bitung sangat dinamis dan modern berkat keberadaan industri perkapalan, pengalengan ikan, minyak goreng, hingga mie instan. Dengan sejumlah pesona inilah keragaman dan warna-warni Kota Bitung   akan ditampilkan dalam gelaran Festival Pesona Selat Lembeh 2016.  

1 komentar:

  1. Menyambut Datangnya Tahun Baru Imlek 2019, Bolavita Sebagai Situs Permainan Keberuntungan Online Terpercaya Di indonesia Akan Mengadakan Event Bagi" Angpao Spesial Bagi Para Member Bolavita..

    Syarat Yang Berlaku, Mari Kunjungi www(.)bolavita(.)site >>

    Untuk Info Lebih Lanjut :)

    BBM : BOLAVITA
    WA : +628122222995

    Ayuk Meraih Keberuntungan anda dan Meraih Hadiah Bersama BOLAVITA :

    BalasHapus