Memperkuat komitmen Presiden RI pada
G-20 Pittsburgh dan COP15 untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2020,kota Bitung adalah satu-satunya
daerah di Indonesia sebagai pemenang untuk kota di APEC economies yang akan
mendapatkan bantuan Penyusunan Feasibility
Study (FS) untuk Low Carbon Model
Town (LCMT) tahun 2015.
Senin (11/5)
hari ini tim Konsultan yaitu South Pole Group, yang bergerak dibidang sustainability
akan menggelar Kick Off Meeting dilaksanakan di BPU kantor Walikota.
Kepada
sejumlah wartawan Minggu (10/5) kemarin melalui rilis Pers Dra. H. Jacoba
Roeroe, MSi. Peneliti Madya Bidang pembangunan Anggota tim penyusun proposal LCMT
Kota Bitung menjelaskan pertemuan kali ini sebagai penentu kerjasama dengan
APEC kedepan.
“Rencana kerja
proyek Bitung sebagai kota rendah karbon yakni tata guna lahan, sistem transportasi, sistem
energi, lingkungan, dan pengelolaan wilayah,”jelas
Roeroe.
Demikian pula
dikatakannya setelah Bitung ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus maka
dampak terhadap perubahan energi pasti berubah sehingga hal ini perlu ditata
dari sekarang.
“Urbanisasi menyebabkan beban
kota terus meningkat, khususnya dalam hal penyediaan energi dan emisi gas rumah kaca (GRK),”pungkasnya.
Sementara
Walikota Bitung Hanny Sondakh menyampaikan Pemkot Bitung telah melaksanakan
persiapan LCMT dengan melakukan rapat sebanyak 3 kali yaitu pada bulan April
2013, Februari dan Maret 2015, dipimpin langsung
oleh Wakil Walikota Bitung bersama Direktur Konservasi Energi DITJEN EBTKE
Kementerian ESDM.
“Jika kedepan
ada perubahan syarat perijinan pembangunan guna menjaga lingkungan Kota supaya tidak
mengandung emisi berlebihan yang akan merusak kondisi hutan maka mayarakat
harus saling menopang,”harap Sondakh.
Pertemuan tim
Konsultan ini akan berlanjut pada Selasa (12/5) esok bersama Badan KEK Bitung
dan Pemprov Sulut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar